07 Januari 2009

SMALL THINGS TO BE HAPPY

Menjadi bahagia seperti sebuah pencarian. Berbekal angan dan membawa segudang simpanan masa lalu yang bersinar, uang yang bertumpuk, penghargaan selangit, jabatan setinggi bukit, istri yang cantik dan kharisma yang tak tertandingi. Modal yang akan kita bawa dengan tas penjelajah, tongkat penunjuk arah. Melalui jalan terjal berliku, berjibun duri dan onak, jalan menukik dan menanjak.

Namun bahagia menghampiri dan berlari seperti gadis penari yang melambai dan menghilang. Fatamorgana yang terus diincar dan dikejar. Tapi semakin diburu, bahagia makin menghindar. Itulah jika kebahagiaan itu adalah sesuatu, kebahagiaan itu adalan target, kebahagiaan itu adalah tujuan. Kita melupakan bahwa bahagia di sini dan ada saat ini, dalam diri dan menunggu untuk dibangkitkan. Takdir untuk bahagian ini telah lama dilupakan, tak pernah dirasakan bahkan malah dicampakkan. Karena itu, yang terpenting adalah menyadari adanya bahagia, membangkitkan kebahagiaan dan mengabadikan dalam kehidupan.

Bagaimana cara merasakan dan memelihara kebahagiaan dalam diri? Ada beberapa hal kecil yang bisa dibiasakan agar kita bergumul dengan kebahagiaan diri kita yang selalu lincah, ceria, setiap saat tertawa menggoda, mengajak bermain dan berdendang, menyenandungkan lagu alam yang mempesona.


Biarkan rasa syukur berlomba dengan pikiran dan perbuatan

Segala yang kita pikirkan, sikap dan perilaku yang kita jalankan, semua menyumbang pada buah rasa. Kebahagiaan adalah produk dari apa yang mereka upayakan. Setiap bagian kadang berlomba untuk memberikan reaksi yang menjadi pemicu kesedihan atau kebahagiaan. Tidak jarang ketika kita bahagian, aksinya dipotong oleh prasangka yang membidani lahirnya kekhawatiran. Bahkan reaksi sedih yang menyesatkan kadang mendahului bertumbuhnya bunga cita.

Gunakan setiap bagian yang sedang bahagian untuk menularkan kepada jiwa dan raga. Jika pikiran sedang bahagian larutkan padanya dan abaikan udara yang gerah. Jika pikiran sedang kalut, serahkan semuanya pada hembusan udara, harumnya semerbak bunga, kemolekan yang bergerak di depan mata. Jika kita menemukan sebuah kejadian, apapun rasa yang akan timbul sepersekian detik kemudian, interupsilah. Tepuklah tangan, jentikkan jari, kedipkan mata dan katakana, “Alhamdulillah”, “puji Tuhan”, “luar biasa”, “hebat”. Kedipkan mata berkali-kali, biarkan bolanya dialiri air kebahagiaan. Dari mana asal cairan yang membahagiakan tersebut? Bantulah air tersebut untuk mengolah dirinya. Kembangkan senyum dan berhentilah ketika hati merasa bahagia dan tawa terasa tulus. Segera larutlah dalam tawa dan berbinarnya mata.


Berhentilah dan biarkan semua mengalun

Banyak di antara kita yang dihantui masa lalu dan tak sedikit yang diburu-buru untuk mengejar masa depan. Kita ambil contoh saja ketika mengendarai motor. Ada dua tipe orang kebanyakan, beberapa orang melamunkan semua kejadian yang berlalu, meratapi nasib dan menyesali pilihan. Orang seperti ini biasanya mengendarai motor dengan lamban, sampai disadarkan oleh klakson truk atau tabrakan becak. Tipe yang lain berpikir tentang tempat tujuan, waktu yang akan menjelang. Pengendara motor yang kedua ini akan cenderung ngebut sengebut-ngebutnya. Mereka ingin cepat samapi di tempat tujuan dan berusaha menghemat waktu. Masa depan telah menariknya begitu kuat hingga dirinya sendiripun tidak berdaya.

Coba sekali sekali atau mungkin dibiasakan untuk menikmati lampu merah dan segala yang melintas dan terpampang di sekitar perhentiannya. Paculah sesuai kata hati dan nikmati sapuan angina di kulit dan desirannya di telinga. Dengarkan setiap suara yang menyapa dan tersenyumlah kendati hanya lalat yang menyapa. Hidupkan irama dari setiap gerak yang menyatu dalam perjalanan.


Ayunkan diri ikuti goncangan

Setiap hari banyak sekali orang yang merasa tersandung dengan musibah, merasakan perjalanan yang tidak mulus. Goncangan hidup ramah menyapa, membebaskan kita untuk menanggapi. Seperti halnya hokum alam, ada aksi dan ada reaksi. Hanya saja, reaksi yang biasanya terjadi adalah melawan. Padahal, dalam sebuah sistem yang disipatif, perlawanan tersebut akan menjadi aksi untuk reaksi berikutnya. Akibatnya goncangan itu akan semakin kuat, kembali menerjang dan mengirimkan badai re-reaksinya.

Pililhan yang lain adalah menyatu dengan goncangan dan nyanyikanlah lagu dengan banyak re re re re….. Lihat, dengar dan rasakan goncangannya. Resapi dan pahami, sehingga kita tahu gerak gemulai apa yang bisa kita tarikan, senandung lagu apa yang bisa kita alunkan, nada apa yang bisa kita santunkan. Jadilah bagian dari goncangan, sehingga semua membentuk harmoni.


Rudi Cahyono

Tidak ada komentar: