16 Maret 2009

APRESIASI UNTUK YANG TAK TERAPRESIASI


Suatu ketika saya pernah nongkrong di kantin bersama dengan mahasiswa. Sebagian adalah mahasiswa lama yang menjadi macan kampus. Sebagian besar di antaranya adalah mahasiswa yang dicap dengan berbagai atribut yang tidak kalah buruk dengan masa studinya yang semakin melar.
Memang jauh hari sebelum detik nongkrong di kampus itu saya sudah kenal baik dengan mereka. Paling tidak waktu studi mereka yang lama menyediakan waktu yang lumayan untuk lebih berakrab-akrab.
Teman-teman ini yang menyediakan lahan luas untuk menjadikan yang tidak penting adalah justru sesuatu yang penting. Mereka yang menyediakan tawa pembebas dari berpikir linear yang analitis. Membuat saya (dan mungkin juga mereka) menjadi jauh lebih kratif. Membebaskan kebuntuan yang biasanya dimanjakan oleh sekat-sekat ruang kerja yang stag dalam spesialisasi.
Ngobrollah di situ tentang berbagai hal sehari-hari yang tidak jarang memecah gelak tawa. Sampai pada guyonan tentang apa yang biasanya mereka lakukan, hal yang menghasilkan kehidupan cukup untuk ukuran mahasiswa, pekerjaan sebagai wirausaha. Banyak langkah simpel yang tidak diajarkan di buku. Mualai dari menangkap peluang dari acara-acara kecil yang diselenggarakan mahasiswa sampai acara kolosal milik kantor pusat. Seorang CEO muda yang juga mahasiswa sudah cukup untuk menaklukkan semua tetek bengek urusan manajerial tim: promosi dan publikasi, perencanaan, pembuatan desain, pelaksanaan dan pengambilan keuntungan. Saya tercengang cara marketing mereka yang sangat peka untuk selalu memeriksa agenda kampus. Mereka memasukkan kontrak pada pekerjaan yang vital tetapi susah untuk ditangani sendiri oleh orang rektorat. Dari Penanganan vital tersebut, mereka bergerak mantab untuk merambah pekerjaan yang lain dengan menawarkan kemanjaan bagi mereka, kemudahan tanpa merasa gerah dan lelah.
Bagaimana cara mereka menangani tugas dan memanajemeni pekerjaan bukan hal yang penting. Hanya saja, kepiawaian mereka dalam mengelola pekerjaan ini sama sekali tidak menyelamatkan mereka dari jaring ancaman jatah masa studi yang semakin menipis. Bahkan karena terlampau menikmati perjalanan kuliah yang panjang tersebut, mereka hanya mendapatkan basa-basi yang artinya tidak lebih dari kata bodoh.

appreciate to you all my friends

Rudi Cahyono

Tidak ada komentar: